Model Maletzke
Model Komunikasi Maletzke adalah model proses komunikasi
massa yang menekankan pada 4 komponen utama yaitu: Communicator, message, medium, and receiver. Dalam model ini
khalayak didalam melakukan pencarian informasi, disebabkan oleh kebutuhan rasa
ini ingin tahu (need cognition) dan gaya intuisi seseorang (personal
cognition style). Keterpaan media massa dapat diukur melalui sumber-sumber
media massa yang digunakan, curahan waktu untuk penerimaan pesan media, dan
jenis pemakaian pesan. Tipologi kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi media
massa adalah kebutuhan hiburan, hubungan personal, identitas pribadi dan
pengumpulan informasi.
Menurut Maletzke, khalayak tidak dipengaruhi oleh media
massa dalam keadaan kosong. Pesan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari
khalayak. Pesan itu disaring berdasarkan keyakinan, sikap, nilai-nilai, dan
lingkungan sosialnya.
Gambar Model Maletzke
Dari gambar diatas, Maletzke memperlihatkan secara menyeluruh
mengenai komunikasi massa sebagai sebuah proses yang secara psikologis dan
sosiologis dengan kompleks sifatnya. Mengandung elemen-elemen tradisional
dimana kita menemukan tanda yakni C (Communicator), M (Message), Medium, dan R
(Respon). Dalam masing-masing bagian tersebut terdapat hal-hal yang
mempengaruhi. Dalam C (Communicator) terdapat bagian-bagian yang mempengaruhi,
yakni:
1. Citra
Pribadi Komunikator (The Communicator’s
self image)
Disini
dijelaskan bagaimana komunikator memposisikan perannya dalam menyampaikan suatu
pesan. Misalnya saja apakah dia sebagai penyampai pesan, penilai atau
pengkampanye suatu pesan. Contoh : jika saya menyampaikan pesan tentang
korupsi, posisi saya apakah hanya menyampaikan berita tersebut, menilai tentang
korupsi atau mengkampanyekan tentang korupsi.
2. Struktur
kepribadian komunikator (The communicator
personality structure)
Bagaimana
kepribadian komunikator mempengaruhi perilakunya. Kepribadian disini maksudnya
luas mencangkup berbagai aspek, diantaranya aspek psikologi dan aspek ideologi.
3. Kerjasama
komunikator dalam tim (The communicator
working team)
Seseorang
yang bekerja dalam tim maka ia harus bisa menempatkan diri atau beradaptasi
dengan kelompoknya.
4. Komunikator
dalam organisasi (The communicator in
organization)
Menekankan
pada tipe organisasi media yakni: authoritarian
lines, capitalist line, dan public service line. Misalnya saja
seorang reporter menulis berita, maka yang dituntut adalah organisasinya karena
kerja reporter sebagai kerja team.
5. Lingkungan
sosial komunikator (The communicator’s
sosial environment)
Keanggotaan
dalam suatu kelompok memperkuat kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai yang
dianut oleh individu. Semakin besar dia yakin terhadap kelompoknya semakin
banyak pula pesan-pesan yang dia sampaikan dipengaruhi oleh norma-norma yang
dianut oleh kelompoknya.
6. Tekanan
dan paksaan mengenai isi media yang disebabkan oleh karakter publik (Pressure and constraint caused by the public
character of the media content)
Komunikator
harus mempertimbangkan pandangan, pendapat, norma-norma, dan nilai-nilai yang
sedang berkembang di masyarakat. Pada saat itu komunikator dipengaruhi oleh apa
yang diharapkan oleh publik terhadap pesan yang disampaikan publik disini bukan
hanya pendengar tapi semua pihak yang berkaitan.
Dalam M (message) dipengaruhi oleh seleksi dan susunan pesan (selection and structure of content).
Hal-hal tersebut akan mempengaruhi bagaimana komunikator memilih dan menyususn
isi dari pesan yang akan disampaikan. Terdapat tekanan atau paksaan dari pesan
(Pressure or constraint from the message),
dimana informasi harus dilengkapi dengan informasi lainnya yang dapat menunjang
pesan.
Dalam model Maletzke pengaruh medium terhadap komunikator
masing-masing memiliki karakter sendiri, yang menentukan apa yang bisa
disampaikan dan bagaimana hal itu disampaikan. Sehingga menyampaikan suatu
pesan masing-masing medium memiliki batasan yang berbeda.
Model ini menjelaskan tentang R (Receiver) dalam memposisikan perannya sebagai penerima pesan,
receiver akan menyeleksi media apa yang dikonsumsinya sesuai dengan karakteristik
dan juga kebutuhan.
Dalam model Maletzke juga dijelaskan tentang pengaruh
receiver terhadap media, yaitu seleksi dari susunan media (selection from media content) ada 3 hal penting dalam
pemilihan/penerimaan pesan yakni :
a. Selective attention, receiver memilih
pesan yang dapat disetujui/ diinginkan
b. Selection interpretation, receiver hanya
akan menginterpretasi pesan sesuai dengan kemampuan komunikasi, perilaku dan
posisi sosial budaya serta level pengetahuannya
c. Selective retention, receiver cenderung
tidak lagi memberikan perhatian pada pesan yang sudah diketahui atau sudah
pernah di dengar atau dibaca dan cenderung melupakan pesan yang tidak dianggap
penting oleh receiver.
Kemudian terdapat pengaruh medium terhadap receiver dalam model
maletzke, yaitu efek dari media massa sangat luas dan masih menjadi perdebatan,
karena ada banyak faktor atau variable yang mempengaruhi efek tersebut. Receiver
harus memastikan bahwa ia benar-benar kenal dan paham dengan berbagai
pendekatan terhadap efek media. Setiap media selalu memiliki kelebihan-kelebihan
dan keterbatasan tertentu. Lalu timbale balik dari receiver dalam model
maletzke ini bersifat spontan.
Posisi Receiver disini memiliki beberapa hal yakni bagaimana
receiver memandang komunikator, apakah kredibel dan bisa dipercaya, bagaimana
komunikator memandang receiver, apakah khalayak mempunyai intelektual atau
berpendidikan rendah, sehingga dalam hal ini baik komunikator maupun receiver
mampu saling berhubungan tetapi tidak bisa saling mengontrol.
Model
Maletzke dalam kehidupan sehari-hari:
Misalnya
pemberitaan yang sedang hangat baru-baru ini yaitu kasus tabrakan AQJ. Bagi
khalayak awam yang tidak mengetahui siapa AQJ dan mengenalnya, maka khalayak
akan mendapatkan perkembangan berita mengenai AQJ tersebut agar khalayak
mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang terkait mengenai peristiwa tabrakan
tersebut melalui media. Kemudian khalayak akan mengolah pesan yang disampaikan
media sesuai dengan keyakinan,
sikap, nilai-nilai, dan lingkungan sosialnya sehingga masing-masing khalayak
memunculkan banyak persepsi dan opini terhadap kasus tersebut.
Tetapi opini tersebut tidak hanya
berasal dari faktor keyakinan, sikap, nilai-nilai khalayak semata tetapi juga
media tersebut sendiri karena menurut model maletzke, khalayak juga turut serta
memilih media yang mereka anggap paling dekat dan paling dipercaya dalam
membawa pesan oleh mereka sehingga media yang dalam hal ini sebagai komunikator
juga dapat salah satu faktor terhadap pembentukan opini khalayak tersebut.