Sabtu, 21 Desember 2013

Review Mata Kuliah Komunikasi Massa - Model Komunikasi Maletzke

Model Maletzke
Model Komunikasi Maletzke adalah model proses komunikasi massa yang menekankan pada 4 komponen utama yaitu: Communicator, message, medium, and receiver. Dalam model ini khalayak didalam melakukan pencarian informasi, disebabkan oleh kebutuhan rasa ini ingin tahu (need cognition) dan gaya intuisi seseorang (personal cognition style). Keterpaan media massa dapat diukur melalui sumber-sumber media massa yang digunakan, curahan waktu untuk penerimaan pesan media, dan jenis pemakaian pesan. Tipologi kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi media massa adalah kebutuhan hiburan, hubungan personal, identitas pribadi dan pengumpulan informasi.

Menurut Maletzke, khalayak tidak dipengaruhi oleh media massa dalam keadaan kosong. Pesan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari khalayak. Pesan itu disaring berdasarkan keyakinan, sikap, nilai-nilai, dan lingkungan sosialnya.

Gambar Model Maletzke

Dari gambar diatas, Maletzke memperlihatkan secara menyeluruh mengenai komunikasi massa sebagai sebuah proses yang secara psikologis dan sosiologis dengan kompleks sifatnya. Mengandung elemen-elemen tradisional dimana kita menemukan tanda yakni C (Communicator), M (Message), Medium, dan R (Respon). Dalam masing-masing bagian tersebut terdapat hal-hal yang mempengaruhi. Dalam C (Communicator) terdapat bagian-bagian yang mempengaruhi, yakni:
1.   Citra Pribadi Komunikator (The Communicator’s self image)
Disini dijelaskan bagaimana komunikator memposisikan perannya dalam menyampaikan suatu pesan. Misalnya saja apakah dia sebagai penyampai pesan, penilai atau pengkampanye suatu pesan. Contoh : jika saya menyampaikan pesan tentang korupsi, posisi saya apakah hanya menyampaikan berita tersebut, menilai tentang korupsi atau mengkampanyekan tentang korupsi.
2.   Struktur kepribadian komunikator (The communicator personality structure)
Bagaimana kepribadian komunikator mempengaruhi perilakunya. Kepribadian disini maksudnya luas mencangkup berbagai aspek, diantaranya aspek psikologi dan aspek ideologi.
3.   Kerjasama komunikator dalam tim (The communicator working team)
Seseorang yang bekerja dalam tim maka ia harus bisa menempatkan diri atau beradaptasi dengan kelompoknya.
4.   Komunikator dalam organisasi (The communicator in organization)
Menekankan pada tipe organisasi media yakni: authoritarian lines, capitalist line, dan public service line. Misalnya saja seorang reporter menulis berita, maka yang dituntut adalah organisasinya karena kerja reporter sebagai kerja team.
5.   Lingkungan sosial komunikator (The communicator’s sosial environment)
Keanggotaan dalam suatu kelompok memperkuat kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai yang dianut oleh individu. Semakin besar dia yakin terhadap kelompoknya semakin banyak pula pesan-pesan yang dia sampaikan dipengaruhi oleh norma-norma yang dianut oleh kelompoknya.
6.   Tekanan dan paksaan mengenai isi media yang disebabkan oleh karakter publik (Pressure and constraint caused by the public character of the media content)
Komunikator harus mempertimbangkan pandangan, pendapat, norma-norma, dan nilai-nilai yang sedang berkembang di masyarakat. Pada saat itu komunikator dipengaruhi oleh apa yang diharapkan oleh publik terhadap pesan yang disampaikan publik disini bukan hanya pendengar tapi semua pihak yang berkaitan.

Dalam M (message) dipengaruhi oleh seleksi dan susunan pesan (selection and structure of content). Hal-hal tersebut akan mempengaruhi bagaimana komunikator memilih dan menyususn isi dari pesan yang akan disampaikan. Terdapat tekanan atau paksaan dari pesan (Pressure or constraint from the message), dimana informasi harus dilengkapi dengan informasi lainnya yang dapat menunjang pesan.

Dalam model Maletzke pengaruh medium terhadap komunikator masing-masing memiliki karakter sendiri, yang menentukan apa yang bisa disampaikan dan bagaimana hal itu disampaikan. Sehingga menyampaikan suatu pesan masing-masing medium memiliki batasan yang berbeda.
Model ini menjelaskan tentang R (Receiver) dalam memposisikan perannya sebagai penerima pesan, receiver akan menyeleksi media apa yang dikonsumsinya sesuai dengan karakteristik dan juga kebutuhan.

Dalam model Maletzke juga dijelaskan tentang pengaruh receiver terhadap media, yaitu seleksi dari susunan media (selection from media content) ada 3 hal penting dalam pemilihan/penerimaan pesan yakni :
a.   Selective attention, receiver memilih pesan yang dapat disetujui/ diinginkan
b.   Selection interpretation, receiver hanya akan menginterpretasi pesan sesuai dengan kemampuan komunikasi, perilaku dan posisi sosial budaya serta level pengetahuannya
c.    Selective retention, receiver cenderung tidak lagi memberikan perhatian pada pesan yang sudah diketahui atau sudah pernah di dengar atau dibaca dan cenderung melupakan pesan yang tidak dianggap penting oleh receiver.

Kemudian terdapat pengaruh medium terhadap receiver dalam model maletzke, yaitu efek dari media massa sangat luas dan masih menjadi perdebatan, karena ada banyak faktor atau variable yang mempengaruhi efek tersebut. Receiver harus memastikan bahwa ia benar-benar kenal dan paham dengan berbagai pendekatan terhadap efek media. Setiap media selalu memiliki kelebihan-kelebihan dan keterbatasan tertentu. Lalu timbale balik dari receiver dalam model maletzke ini bersifat spontan.

Posisi Receiver disini memiliki beberapa hal yakni bagaimana receiver memandang komunikator, apakah kredibel dan bisa dipercaya, bagaimana komunikator memandang receiver, apakah khalayak mempunyai intelektual atau berpendidikan rendah, sehingga dalam hal ini baik komunikator maupun receiver mampu saling berhubungan tetapi tidak bisa saling mengontrol.

Model Maletzke dalam kehidupan sehari-hari:
Misalnya pemberitaan yang sedang hangat baru-baru ini yaitu kasus tabrakan AQJ. Bagi khalayak awam yang tidak mengetahui siapa AQJ dan mengenalnya, maka khalayak akan mendapatkan perkembangan berita mengenai AQJ tersebut agar khalayak mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang terkait mengenai peristiwa tabrakan tersebut melalui media. Kemudian khalayak akan mengolah pesan yang disampaikan media sesuai dengan keyakinan, sikap, nilai-nilai, dan lingkungan sosialnya sehingga masing-masing khalayak memunculkan banyak persepsi dan opini terhadap kasus tersebut.

Tetapi opini tersebut tidak hanya berasal dari faktor keyakinan, sikap, nilai-nilai khalayak semata tetapi juga media tersebut sendiri karena menurut model maletzke, khalayak juga turut serta memilih media yang mereka anggap paling dekat dan paling dipercaya dalam membawa pesan oleh mereka sehingga media yang dalam hal ini sebagai komunikator juga dapat salah satu faktor terhadap pembentukan opini khalayak tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar